Nama : Eka Wahyuni
No reg/kls : 09520028/ E
Prodi : Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Esai dan Kritik Sastra (Berhala di Hutan Kayu)
MUSNAHNYA BERHALA DI HUTAN KAYU
Cerpen
berhala di hutan kayu ini menceritakan tentang perdebatan sengit antara
nilai-nilai moral dan nilai-nilai seni. Bagaimana sesosok patung perempuan
dengan telanjang ditengah kota yang tidak jauh dari sebuah masjid yang mulai
jadi permasalahan dan pembicaraan yang tidak ada ujungnya antara warga sekitar
dan sekelompok pemuda seni, yang terlihat dari kutipan berikut:
“ Di tengah kota yang megah, patung itu justru hadir
tanpa busana sesobek pun. Di depan patung, dengan jarak tak lebih dari seratus
meter, terdapat masjid besar kebanggan warga kota (Shoim Anwar, 2009:18)”.
Dari kutipan diatas jelas terlihat
bagaiman tidak pantasnya sesosok patung perempuan yang telanjang di tempatkan
pas tengah kota dan berhadapan pula dengan masjid itu dan dapat dinikmati oleh
semua orang yang melihat dan melewatinya. Sungguh mengikis habis budaya malu
mencoreng nilai-nilai agama dan moral dari negara kita, yang kebanyakan warga
negaranya memeluk agama islam. Bagaiman langkah Pak Tais dan Waidi yang ingin
menghancurkan patung itu, yang harus dihadang dengan beberapa pemuda seni
yaitu, Hudat, Mariani, Wowo dan Waidi. Kegeraman Pak Tais yang sudah tak sabar
lagi untuk meruntuhkan berhala di hutan kayu, karena sekumpulan pemuda seni
yang sudah melampui batas dan tak berakhlaq serta tak punya nilai-nilai moral.
Yang mengatasnamakan bawa apa yang mereka perbuat adalah suatu seni.
Sungguh hal yang sangat salah dan
keblingnger kalau semua hal yang menyimpang dari nilai-nilai agama, budaya dan moral kita dianggap
suatu seni, kita tau seni adalah ruang kreatif yang membuka berbagai inspirasi
dan interprestasi. Tapi kalau seni itu bukan mencerminkan serta simbol dari nilai-nilai
negara kita dan berdampak negatif seperti di dalam cerpen yang mengikis habis
budaya malu dan banjir jalanan yang menyebabkan kemacetan, apalah artinya arti
dari seni itu. Kita tahu bahwa seni adalah bagian dari nilai-nilai negara kita,
seharusnya kita bisa memilah-milah mana seni yang mencitrakan dan simbol dari
negara kita yang bisa kita perlihatkan dan nikmati serta tunjuknlah bahwa
inilah nilai-nilai seni kita yang tak kalah dari negara-negara lain.
Kritik Sastra:
Cerpen
Berhala di hutan kayu karya M. Shoim Anwar ini sangat menarik untuk dibaca,
bagaimana isi cerita didalam cerpen ini meskipun ringkas tapi isi cerita dalam
cerpen ini tetap utuh dan menggambarkan bagaimana nilai-nilai agama dan moral
negara ini sudah mulai terkikis oleh budaya asing yang menamakan dengan budaya
seni, kita tidak merasakan kalau nilai-nilai dari negara kita sudah mulai
dijajah dengan sedikit demi sedikit. Seni memang adalah ruang kreatif yang
membuka berbagai inspirasi dan interprestasi yang bebas, tapi tentunya kita
harus bisa memilah-milah mana seni yang simbol dari nilai-nilai seni budaya
kita. Bukan malah kita samakan dengan seni budaya barat, karena pada dasarnya
setiap negara-negara itu punya nilai-nilai tersendiri.