Nama : Eka Wahyuni
No reg/kls : 09520028/ E
Prodi : Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata
Kuliah : Esai dan Kritik Sastra (Cerpen:
Asap rokok di jilbab Santi, karya:
M. Shoim Anwar)

Rokok
adalah sejenis barang yang berasal dari tembakau yang ditambahi zat seperi
nikotin, tar dan lainnya. Siapa yang tak tahu dengan jenis barang satu itu,
yang menikmatinya hanya dengan cara hisap dan dinikmati kepulan asapnya. Barang
yang berslogokan di setiap bungkusnya ‘merokok dapat menyebabkan serangan
jantung, kanker, hipertensi dan ganguan kehamilan”, itu disukai hampir 90%
masayarakat kita yang berjenis lelaki menyukai dan di era sekarang juga banyak
wanita yang juga gemar merokok, bagi
mereka tanpa merokok itu tidak enak, bagai sayur tanpa garam, ada yang berkata
bila berpikir tanpa merokok itu tidak bisa mudah berfikir dan kebanyakan mereka
memilih merokok meskipun tidak makan. Meskipun ada slogo didalam bahaya akan
rokok tapi entah kenpa penikmat rokok itupun sendiri tetap menyukainya. Seperti
seorang wanita yang bernama Santi yang sangat menyukai rokok, meskipun sangat
kurang sopan jika seorang wanita itu merokok, tapi Santi tidak pernah
menghiraukannya, seperti pada kutipan;
“Tiba-tiba Santi
masuk dan bergabung. Dia dari jurusan bahasa jepang dan suka teman laiki-laki seperti biasa, dia memakai
kaos dan celana, jaket dan tas tebal dicangklong. Rambut pendek hingga tengkuk
lehernya terlihat. Aku tak pernah pernah mengetahui dia memakai rok. Santi
tampak selalu tergesa, jalannya cepat
dan terburu-buru (Shoim Anwar, 2009:56-57)”.
Dari
kutipan di atas jelas telihat bahwa santi adalah seorang yang tomboy yang
menyukai rokok, padahal jelas kalau sesorang wanita merokok itu biasa
menyebabkan kemandulan. Tapi santi pun tak pernah memperdulikan itu, sampai dia
sekarang terbujur lemah tak berdaya dipan warna putih di sebuah rumah sakit.
Dari asap rokok yang selalu dinikmati Santi kini menjadi musuh besar baginya
dan bisa merengut nyawanya kapan pun, sudah beberapa kali santi dioperasi, tapi
hingga kini dia tetap terbaaring tak berdaya, hanyalah rokok yang selalu dia
minta meskipun dia sudah terbaring lemah, entah tak tahu bagaimana Santi tidak
bisa dijahukan dari rokok, mungkin dia sudah kecanduan dengan barang satu itu,
karena kalau sesorang yang sudah kecanduan itu sulit itu disembuhkan kecuali
ada kemaun untuk merubah pola hidupnya untuk tidak dengan rokok.
Meskipun
banyak orang yang meninggal terkena penyakit jantung, paru-paru yang disebabkan
merokok, tapi kebanyakan tak menghiraukannya. Bahkan ada yang tragis adalah
para pelajar, para generasi muda serta ada seseorang anak yang masih dibawah
umur merokok, yang harusnya mereka tidak merokok dulu. Tak kasihan tubuh mereka
yang masih muda sudah dirancuni rokok yang berbahaya tubuh kita, apa mereka tak
mengetahui harusnya sebagai generasi muda penerus bangsa tak menyia-nyiakan
tubuhnya, karena masa depannyan masih panjang dan cira-cita merekapun masih
setinggi langit.
Faktor
dari keluarga adalah yang utama yang menyebabkan itu, kebiasaan anak kecil yang
selalu ingin meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Kurangnya perhatian dari
pemerintah itu juga faktornya, seharusnya banyak diadakan penyuluhan dan
larangan bagaimana bahaya merokok, bukan hanya penyuluhan stop narkoba, seks
bebas dan HIV-Aids yang sering dilakukan, harusnya dilakukan dari hal kecil
yaitu tentang rokok itu jika seorang
mengkonsumsi merokok secara berlebihan, tapi ada juga akibat yang fatal jika
merokok dilarang, bagaimana dengan nasib petani tembakau bisa-bisa mereka tidak
bisa makan lagi, pabrik-pabrik rokok banyak yang gulung tikar hingga akan
terjadi PHK besar-besaran dan timbullah pengangguran yang meludak serta juga
menurunkan perekonimian. Hal ini hanya bisa dikembalikan dan dipecahkan kepada
masayarakat masing-masing bagaimana cara pola kehidupan sehat mereka, apa
mereka ingin hidup sehat dan berumur panjang atau mereka memilih tak
menghiraukan pola hidupnya yang tak sehat dan nyawanya bisa terengut kapanpun.
Masyarakat yang pintar dan bijak adalah masyarakat yang mencintai dan mejaga
kesehatan tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar