Selasa, 02 Juli 2013

asap rokok yang merengut nyawa

Nama              : Eka Wahyuni                                                                                             
No reg/kls       : 09520028/ E                   
Prodi               : Bahasa dan Sastra Indonesia             
Mata Kuliah  : Esai dan Kritik Sastra (Cerpen: Asap rokok di jilbab Santi, karya:
  M. Shoim Anwar)

ASAP ROKOK YANG MERENGUT NYAWA

            Rokok adalah sejenis barang yang berasal dari tembakau yang ditambahi zat seperi nikotin, tar dan lainnya. Siapa yang tak tahu dengan jenis barang satu itu, yang menikmatinya hanya dengan cara hisap dan dinikmati kepulan asapnya. Barang yang berslogokan di setiap bungkusnya ‘merokok dapat menyebabkan serangan jantung, kanker, hipertensi dan ganguan kehamilan”, itu disukai hampir 90% masayarakat kita yang berjenis lelaki menyukai dan di era sekarang juga banyak wanita yang juga gemar  merokok, bagi mereka tanpa merokok itu tidak enak, bagai sayur tanpa garam, ada yang berkata bila berpikir tanpa merokok itu tidak bisa mudah berfikir dan kebanyakan mereka memilih merokok meskipun tidak makan. Meskipun ada slogo didalam bahaya akan rokok tapi entah kenpa penikmat rokok itupun sendiri tetap menyukainya. Seperti seorang wanita yang bernama Santi yang sangat menyukai rokok, meskipun sangat kurang sopan jika seorang wanita itu merokok, tapi Santi tidak pernah menghiraukannya, seperti pada kutipan;
“Tiba-tiba Santi masuk dan bergabung. Dia dari jurusan bahasa jepang dan suka  teman laiki-laki seperti biasa, dia memakai kaos dan celana, jaket dan tas tebal dicangklong. Rambut pendek hingga tengkuk lehernya terlihat. Aku tak pernah pernah mengetahui dia memakai rok. Santi tampak selalu tergesa,  jalannya cepat dan terburu-buru (Shoim Anwar, 2009:56-57)”.
                                                                             
Dari kutipan di atas jelas telihat bahwa santi adalah seorang yang tomboy yang menyukai rokok, padahal jelas kalau sesorang wanita merokok itu biasa menyebabkan kemandulan. Tapi santi pun tak pernah memperdulikan itu, sampai dia sekarang terbujur lemah tak berdaya dipan warna putih di sebuah rumah sakit. Dari asap rokok yang selalu dinikmati Santi kini menjadi musuh besar baginya dan bisa merengut nyawanya kapan pun, sudah beberapa kali santi dioperasi, tapi hingga kini dia tetap terbaaring tak berdaya, hanyalah rokok yang selalu dia minta meskipun dia sudah terbaring lemah, entah tak tahu bagaimana Santi tidak bisa dijahukan dari rokok, mungkin dia sudah kecanduan dengan barang satu itu, karena kalau sesorang yang sudah kecanduan itu sulit itu disembuhkan kecuali ada kemaun untuk merubah pola hidupnya untuk tidak dengan rokok.
Meskipun banyak orang yang meninggal terkena penyakit jantung, paru-paru yang disebabkan merokok, tapi kebanyakan tak menghiraukannya. Bahkan ada yang tragis adalah para pelajar, para generasi muda serta ada seseorang anak yang masih dibawah umur merokok, yang harusnya mereka tidak merokok dulu. Tak kasihan tubuh mereka yang masih muda sudah dirancuni rokok yang berbahaya tubuh kita, apa mereka tak mengetahui harusnya sebagai generasi muda penerus bangsa tak menyia-nyiakan tubuhnya, karena masa depannyan masih panjang dan cira-cita merekapun masih setinggi langit.

Faktor dari keluarga adalah yang utama yang menyebabkan itu, kebiasaan anak kecil yang selalu ingin meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Kurangnya perhatian dari pemerintah itu juga faktornya, seharusnya banyak diadakan penyuluhan dan larangan bagaimana bahaya merokok, bukan hanya penyuluhan stop narkoba, seks bebas dan HIV-Aids yang sering dilakukan, harusnya dilakukan dari hal kecil yaitu tentang rokok itu  jika seorang mengkonsumsi merokok secara berlebihan, tapi ada juga akibat yang fatal jika merokok dilarang, bagaimana dengan nasib petani tembakau bisa-bisa mereka tidak bisa makan lagi, pabrik-pabrik rokok banyak yang gulung tikar hingga akan terjadi PHK besar-besaran dan timbullah pengangguran yang meludak serta juga menurunkan perekonimian. Hal ini hanya bisa dikembalikan dan dipecahkan kepada masayarakat masing-masing bagaimana cara pola kehidupan sehat mereka, apa mereka ingin hidup sehat dan berumur panjang atau mereka memilih tak menghiraukan pola hidupnya yang tak sehat dan nyawanya bisa terengut kapanpun. Masyarakat yang pintar dan bijak adalah masyarakat yang mencintai dan mejaga kesehatan tubuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar