Nama : Eka Wahyuni
No reg/kls : 09520028/ E
Prodi : Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Esai dan Kritik sastra (Burung-burung Gagak di Atas Orchard Road)
Kejaran Maut Burung-Burung Gagak
Dalam cerpen burung-burung gagak di
atas Orchard Road ini menceritakan
tentang ketakutan dan rasa bersalah yang selalu mengejar yang disebabkan atas
perbuatannya yang telah tega membunuh Burhan Notonegora seorang hakim
pengadilan demi uang, dan kini dia terus dihantui rasa itu, terlihat dari kutipan berikut:
“ Aku terkesirap
di mulut Grange Road. Burung gagak mendorongku masuk ke lorong stasiun
kereta api bawah tanah di Somerset. Orang-orang jalan tergesa. Burhan seperti
ikut berjalan di belakangku (Shoim Anwar,
2009: 100)”.
Dari kutipan diatas terlihat jelas
serta bagaimana rasa ketakutannya dikejar-kejar burung gagak dan Burhan. Karena
mitos menyebutkan bahwa burung gagak adalah tanda seorang yang akan mati atau
burung pencabut nyawa. Dan kalau merasa dikejar oleh burung gagak berarti
kematian itu mengejar, nyawa itu dibayar dengan nyawa. Kini ketakutan itu terus
menghantui si tokoh pertama aku, sebab dia terus berlari tak mau menyerahkan
diri kepolisi dan lari dari perbuatan yang dia lakukan, tentunya rasa bersalah
itu pasti menghantui pikirannya dan dia merasa seolah-olah di kejar burung
gagak (tanda kematian) dan Burhan (seseorang yang telah dibunuhnya).
Cerpen ini merupakan cerminan kehidupan
sekarang yang ironisnya bahwa banyak kasus pembunuhan yang merajalela sekarang
ini, seperti: kasus anak membunuh ibu dan ayahnya sendiri, ibu membunuh anaknya
dan kasus lainnya, dimana rasa saling mengasihi sesama manusia sudah mulai luntur,
seakan rasa membunuh manusia itu mudah sekali dan tak rasa iba seperti halnya
kita membunuh binatang, tak ada rasa berprikemanusiaan terhadap sesama manusia.
Kritik Sastra:
Cerpen
burung-burung gagak di atas Orchard Road M. Shoim Anwar ini sangat menarik
untuk dibaca meskipun tokoh pertama masih kurang dipaparkan dengan jelas,
tapi isi cerita didalam cerpen ini
meskipun ringkas tapi isi cerita dalam cerpen ini tetap utuh yang menggambarkan
bagaimana akibat perbuatan kejahatan apalagi pembunuhan yang dilakukan
sesorang, yan akan menerima balasan setimpal yaitu nyawa dibalas dengan nyawa.
Banyaknya Kasus pembunuhan dikehidupan sekarang yang banyak dilakukan, dapat
dijadikan pengalaman berharga dan sebuah petikan belajaran untuk kita agar
selalu hidup saling mengasihi sesama manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar