Selasa, 02 Juli 2013

Jogoloyo


Nama              : Eka Wahyuni                                                                                             
No reg/kls       : 095200286/E
Prodi               : Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah  : Esai dan Kritik Sastra (Cerpen Kiai Jogoloyo)
Esai dan kritik sastra
            Ulama adalah sesorang yang memiliki pengetahuan banyak tentang agama atau biasanya menjadi penguat agama, terutama dalam agama islam. Ulama tentu saja boleh masuk partai politik asalkan tetap pada aturan dan menjalankan syariat-syariat agama. Biasanya ulama masuk ke dalam politik  karena ingin menjalankan suatu politik menurut syariat-syariat islam, tapi pada jaman sekarang banyak para ulama masuk ke dunia politik hanya karena mereka ingin menguntungkan dirinya sendiri.  Seperti halnya yang dilakuakan ki Jogoloyo, Seorang yang mempunyai pondok pesantren dan tekenal dengan kesaktian ilmunya, serta di segani para pejabat-pejabat tinggi yang tergiur menjadi politikus, dengan orasinya yang berkata;
“Sudah waktunya kiai melek politik, daripada kiai dimakan politik  maka     lebih baik politik itulah yang dimakan oleh kiai”
“Kiai tidak boleh hanya berkutat pada kitab kuning, kiai harus terlibat langsung dalam percaturan politik agar dapat mengontrol jalannya pemerintahan. Betul…?”
 Dari kutipan diatas menunjukkan, dengan Orasinya tersebut kiai jogoloyo meyakinkan masyarakat agar kelak memilih dan mendukungnya menjadi seorang politikus. Padahal kiai Jogoloyo sudah melupakan kedudukan utamnay yaitu ulama, ulama dan politikus itu harus sendiri-sendiri. Ulama menjalankan tugasnya sendiri, politikus pun menjalankan tugasnya sendiri.
            Karena kalau mereka merangkap, bisa-bisa mereka seperti ki jogoloyo yang mati gara-gara dia masuk menjadi  politikus dan lupa akan dia sebagai seorang ulama dia harus menerima balasan atas perbuatannya yang mulai melenceng dari syariat agama yaitu “Politikus Partai Kecemplung Kali”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar