Selasa, 02 Juli 2013

PAHITNYA MENJADI TKI

Nama              : Eka Wahyuni                                                                                             
No reg/kls       : 09520028/ E        
Prodi               : Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah  : Esai dan Kritik Sastra (cerpen Paket Mayat)

PAHITNYA MENJADI TKI
            TKI adalah kepanjangan dari tenaga kerja Indonesia, yang dikirim ke luar negeri seperti Malaysia, Arab Saudi, Singapura dan negara lainnya. Betapa banyaknya warga negara Indonesia banyak yang dikirim menjadi seorang tenaga keja demi menghasilkan devisa negara yang banyak, karena devisa negara banyak berasal dari para TKI kita. Tapi entah kenapa pemerintahan sendiri tak menjamin kehidupan para TKI di luar negeri, mereka para penolong bangsa tapi kesejahteraan mereka tak dihiraukan. Terbukti dari banyaknya kasus-kasus kekerasan yang tejadi pada para TKI seperti, kekerasan fisik, penganiayaan, pemerkosan bahkan kematian. Seperti halnya yang dialami Suparjan seoarang TKI di Malaysia, dengan harapan dapat mencari rezeki banyak di Malaysia dan kelak pulang menjadi orang kaya, Suparjan menjadi TKI jalur gelap atau illegal. Di Malaysia dia bekerja menjadi kuli bangunan yang kadang di gaji, kadang tidak, apalah daya karena itu harus Suparjan terima, sebab dia seorang TKI ilegal tak bisa berbuat banyak, karena razia sering mengejarnya. Suparjan sudah pernah tertangkap oleh polisi Malaysia, tapi untungnya dia punya adik ipar yang mau menebusnya dengan ringgi dan ia bisa terbebas lagi, hal ini dibuktikan pada kutipan berikut:
“Suparjan kutebus dengan ringgit di alamat yang ditentukan, dan dilepas.......(Shoim Anwar,     2009: 150)”
           Padahal sang adik ipar sudah meningatkan agar dia menjadi TKI resmi agar Suparjan tidak merasa takut akan adanya razia. Hal yang dikhawatirkan akhirnya terjadi lagi, Supardjan tertangkap oleh polisi Malaysia dan ditembak mati karena berusaha kabur. begitu banyak kasus para TKI yang banyak mendapatkan pengalaman pahit menjadi TKI, tapi mereka kurang mendapat hirauan dari negara kita. Sungguh ini tak adil bagi mereka yang juga pahlawan devisa negara. Meskipun masalah kekerasan pada TKI terungkap dengan jelas tapi kenapa pemerintah seolah-olah biasa menghadapi masalah ini, bahkan masalah ini bisa hilang sendirinya seperti butiran debu yang tak terbekas, mereka hanya mengurusi dan berlomba-lomba mencari kekuasaan tanpa punya rasa kemanusiaan yang begitu iba. Seaka-akan nyawa seseorang itu tidak berarti dan bisa dibungkam dengan uang. TKI adalah sebagian dari rakyat kecil kita yang mencoba mencari uang dinegara asing karena negara sendiri tak bisa menyiapkan lahan kerja buat rakyat, tapi apalah daya mereka, rakyat kecil seperti seorang TKI itu adalah rakyat yang sekarang semakin tertindas, yang miskin akan semakin miskin dan yang kaya akan juga semakin kaya.
              Dan Suparjan adalah potret satu diantara ribuan dari TKI di luar, yang diburu-buru seperti pencuri atau penjahat, ketika keringat dan nyawa habis dihisap sepanjang hari. Tapi para penguasa di negeri sendiri tak bisa memberi perlindungan dan hanya menjadikan para TKI sebagai komoditi.




  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar