Nama : Eka Wahyuni
No reg/kls : 09520028/ E
Prodi : Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Esai dan Kritik Sastra (cerpen Paket Mayat)
PAHITNYA
MENJADI TKI
TKI adalah kepanjangan dari tenaga
kerja Indonesia, yang dikirim ke luar negeri seperti Malaysia, Arab Saudi,
Singapura dan negara lainnya. Betapa banyaknya warga negara Indonesia banyak
yang dikirim menjadi seorang tenaga keja demi menghasilkan devisa negara yang
banyak, karena devisa negara banyak berasal dari para TKI kita. Tapi entah
kenapa pemerintahan sendiri tak menjamin kehidupan para TKI di luar negeri,
mereka para penolong bangsa tapi kesejahteraan mereka tak dihiraukan. Terbukti
dari banyaknya kasus-kasus kekerasan yang tejadi pada para TKI seperti,
kekerasan fisik, penganiayaan, pemerkosan bahkan kematian. Seperti halnya yang
dialami Suparjan seoarang TKI di Malaysia, dengan harapan dapat mencari rezeki
banyak di Malaysia dan kelak pulang menjadi orang kaya, Suparjan menjadi TKI
jalur gelap atau illegal. Di Malaysia dia bekerja menjadi kuli bangunan yang kadang
di gaji, kadang tidak, apalah daya karena itu harus Suparjan terima, sebab dia
seorang TKI ilegal tak bisa berbuat banyak, karena razia sering mengejarnya.
Suparjan sudah pernah tertangkap oleh polisi Malaysia, tapi untungnya dia punya
adik ipar yang mau menebusnya dengan ringgi dan ia bisa terbebas lagi, hal ini
dibuktikan pada kutipan berikut:
“Suparjan
kutebus dengan ringgit di alamat yang ditentukan, dan dilepas.......(Shoim
Anwar, 2009: 150)”
Padahal sang adik ipar sudah
meningatkan agar dia menjadi TKI resmi agar Suparjan tidak merasa takut akan
adanya razia. Hal yang dikhawatirkan akhirnya terjadi lagi, Supardjan
tertangkap oleh polisi Malaysia dan ditembak mati karena berusaha kabur. begitu
banyak kasus para TKI yang banyak mendapatkan pengalaman pahit menjadi TKI,
tapi mereka kurang mendapat hirauan dari negara kita. Sungguh ini tak adil bagi
mereka yang juga pahlawan devisa negara. Meskipun masalah kekerasan pada TKI
terungkap dengan jelas tapi kenapa pemerintah seolah-olah biasa menghadapi
masalah ini, bahkan masalah ini bisa hilang sendirinya seperti butiran debu
yang tak terbekas, mereka hanya mengurusi dan berlomba-lomba mencari kekuasaan
tanpa punya rasa kemanusiaan yang begitu iba. Seaka-akan nyawa seseorang itu
tidak berarti dan bisa dibungkam dengan uang. TKI adalah sebagian dari rakyat
kecil kita yang mencoba mencari uang dinegara asing karena negara sendiri tak
bisa menyiapkan lahan kerja buat rakyat, tapi apalah daya mereka, rakyat kecil
seperti seorang TKI itu adalah rakyat yang sekarang semakin tertindas, yang
miskin akan semakin miskin dan yang kaya akan juga semakin kaya.
Dan Suparjan adalah potret satu
diantara ribuan dari TKI di luar, yang diburu-buru seperti pencuri atau
penjahat, ketika keringat dan nyawa habis dihisap sepanjang hari. Tapi para
penguasa di negeri sendiri tak bisa memberi perlindungan dan hanya menjadikan
para TKI sebagai komoditi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar